Sabtu, 01 September 2018

Sekilas profil



Assalamu’alaikum... Perkenalkan nama ku Hutami Rizqi Cendani. Kalian bisa menyapa ku dengan sebutan “cendani” ataupun “cencen”, biasanya sih yang memanggilku “cencen” hanya orang terdekat saja atau bisa dibilang orang yang sudah cukup lama mengenalku. Aku lahir ditahun milenial alias anak yang lahir tahun 2000-an hehe.. yap tepat pada tanggal 03 Mei 2000, aku lahir pada hari Rabu Wage. Aku terlahir dari sepasang suami-itsri bernama Eko Joko Purnomo dan Ida Mufida. Aku anak pertama dari lima bersaudara. Adik ku yang pertama sampai ketiga berjenis kelamin laki-laki, sedangkan adik ku yang keempat alias si bungsu adalah perempuan. Aku berasal dari kota industri di Jawa Barat yaitu Kota Karawang. Sejujurnya aku tidak mempunyai hobi, tetapi aku sendiri punya kebiasaan di waktu senggang yang menurutku bermanfaat yaitu membaca artikel. Apapun artikel yang menurutku menarik ya aku baca.
Di profil ini, aku akan sedikit cerita mengenai kisah perjalanan pendidikan ku dari awal masuk TPQ hingga aku bisa duduk di bangku perkuliahan. Aku ingat sekali, awal aku mengenyam pendidikan pertama pada umur 2 tahun di sebuah taman qur’an, kelas pertama ialah kelas TPQ yang merupakan singkatan dari Taman Pendidikan Qur’an. Disini aku diajarkan membaca bacaan do’a sehari-hari, semisal do’a sebelum dan setelah makan, do’a sebelum tidur dan bangun tidur, dll. Aku sekolah di TPQ hanya 2 tahun. Kemudian, saat umur ku menginjak 4 tahun, aku di sekolah di TK Islam Baiturrahman. Setahun pertama aku masuk kelas TK A, tahun berikutnya aku naik kelas ke kelas TK B. Selama aku duduk di bangku taman kanak-kanak sangatlah menyenangkan. Banyak bermain sambil belajar gitu.. saat TK, aku ingat sekali pernah tampil di acara perpisahan. Aku tampil sebagai penari grup bersama teman-temanku. Setelah tampil, ada sesi pembagian ranking dari 1-3 dan akan disuruh naik ke atas panggung. Tak disangka-sangka, ternyata aku mendapatkan ranking 1 dan itu merupakan suatu perdana aku mendapatkan piala dalam sejarah hidupku. Lulus TK, aku melanjutkan kembali studi ku di SD Puri Artha. Untuk bersekolah di sini pun harus mengikuti serangkaian test, seingat ku ada tes baca dan tes tulis seperti tes berhitung dan mewarnai. 6 tahun aku mengenyam pendidikan di SD tersebut, dan Alhamdulillah selama aku menjadi siswi di sana aku mendapatkan peringkat 3 besar terus, kalau ngga 1,2, atau 3. Setelah lulus SD, aku melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Karawang Barat, SMP ini terkenal dengan SMP negeri favorit di kota Karawang. Untuk masuk menjadi siswa siswi nya pun perlu di seleksi menggunakan hasil ujian nasional atau yang kita kenal dengan UN. Aku belajar di SMP ini selama 3 tahun. Alhamdulillah aku masih bisa memperthankan prestasi ku sebagai siswi yang mendapatkan peringkat pertama selama di SMP. Setelah lulus SMP, aku melanjutkan ke tingkatan menengah ke atas. Aku melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Karawan, cara seleksi untuk masuk nya pun sama seperti saat SMP dengan cara menggunakan hasil nilai UN. Menurutku untuk masuk SMA ini sedikit sulit, karena kuota sedikit dan pendaftarnya pun banyak. Maklum.. SMA ter-favorit di daerah sekitar Karawang. Banyak sekali pengalaman selama aku duduk dibangku SMA. Mulai dari pemilihan kelas, karena di SMA sudah disesuaikan jurusan berdasarkan minat dan bakat kita. Ada 3 jurusan yaitu, MIPA, IPS, dan Bahasa. Kelas MIPA terdapat 6 kelas, kemudian kelas IPS 2 kelas, dan kelas Bahasa hanya terdapat 1 kelas. Selama di SMA memang ranking ku tidak sebaik di SMP ataupun SD, karena dalam satu kelas pun hampir semua pintar tapi syukur alhamdulillah aku masih bisa menempatkan di posisi ranking 5 besar. Di kelas XI aku pernah mengikuti lomba science group berskala nasional dari salah satu universitas negeri yaitu Universitas Diponegoro. Bridge Desain Competition atau dikenal dengan istilah BDC yang dapat diikuti oleh seluruh SMA di Indonesia ini yang beranggotakan maksimum 3 orang. Memang tak mudah untuk mengikuti perlombaan ini, karena kami perlu mengeluarkan biaya dan waktu yang cukup lumayan untuk pembuatan maket jembatan ini. Jembatan kami design sendiri dan pembuatannya dibuat dari stik es krim yang dipotong dan di lem. Aku masih ingat, tema jembatan yang aku bawakan ialah Jembatan Kutai Kartanegara yang sempat ambruk di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Banyak sekali kendala saat melakukan pembuatan jembatan. Karena kami anak sekolah dan sibuk akan tugas lainnya, mau tidak mau kami harus mengerjakan di waktu kosong pelajaran. Saat hari deadline pun kami belum selesai. Akhirnya kami bertiga, benar-benar mengejar target tersebut hingga selesai. Saat aku menginjak kelas XII, ada pemilihan mata pelajaran saintek yang akan di ujian kan. Aku memilih mata pelajaran fisika. Sekitar awal bulan April 2018, aku melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Kemudian selang 2 minggu setelah UN dilanjutkan dengan acara graduation. Oh ya aku mau cerita juga tentang perjuangan ku untuk menembus PTN. Bulan Januari sekolah ku sudah melakukan pengurutan nilai rapor untuk syarat mengikuti SNMPTN. Sistem nya seperti, mengurutkan nilai yang termasuk 50% terbaik se-angkatan, dan alhamdulillah aku masuk ke dalam bagian 50% terbaik itu. Kemudian di bulan Maret aku mengikuti seleksi PSSB Vokasi UNDIP, aku memilih jurusan D3-Teknik Sipil. Aku juga mendaftar PMDKPN Polban dengan jurusan yang sama yaitu D3-Teknik Sipil. Bulan Mei, aku juga mengikuti SBMPTN. Menurutku SBMPTN adalah seleksi tersulit sepanjang sejarah hidupku hahaha, karena untuk mengikuti SBMPTN kita harus bersaing dengan para ratusan ribu peserta untuk memperebutkan kursi PTN dan jurusan yang ku pilih juga banyak pesaing nya. Lanjut, pertengahan bulan mei ada sebagian pengumuman seleksi dari yang aku ikuti. Pertama pengumuman SNMPTN, di SMPTN ini aku memilih prodi Teknik Sipil di kampus UNDIP. Aku hanya memberi satu pilihan yang benar-benar aku impikan sejak lama. Ternyata hasilnya nihil.. disitu adalah kegagalan pertama ku. Kedua, pengumuman PSSB Vokasi UNDIP, hasilnya pun nihil juga. Huaaa rasanya ingin nangis, karena sebagian upaya ku untuk bersekolah di UNDIP gagal. Ketiga, pengumuman PMDKPN Polban, aku pun gagal. Rasanya tuh ku ingin marahhh.. eh jadi nyanyi hehehe. Lanjut deh lanjut, sambil menunggu hasil pengumuman SBMPTN keluar, aku mendaftar beberapa ujian mandiri. Dimulai dari ujian mandiri UNS, ITS, dan Polban. Langsung hasilnya aja nih ya, ketiga-tiganya hasilnya nihil. Astagfirullah.. hati ini rasanya hancur saat tau kalau hasilnya kotak merah dan bertulisan “maaf anda tidak diterima di .... silahkan mencoba ujian yang lain”. Yaa Allah.. kuatkan hamba menerima kenyataan ini, dan aku berfikir ini bukan rezeki ku, dan Allah akan memberikan yang terbaik untuk ku. Kemudian, aku juga mengikuti ujian Vokasi Mandiri di kampus UNDIP. Jauh-jauh aku dari Karawang-Semarang, dan aku berharap perjuangan tidak akan mengkhianati hasil, tapi 3 hari setelah ujin tersebut adalah pengumumannya. Dan hasilnya... jengjengjeng “Maaf anda tidak diterima”. Berapa kali aku harus menerima pernyataan ituuu . Usaha terkahir ku untuk bisa melanjutkan sekolah di negeri adalah Polban, aku ujian langsung di kampus Polban. 4 hari kemudian adalah pengumumannya, dan hasilnya pun tidak dapat. Setelah ini aku bingung, stress, gatau harus gimana lagi. Ada dua pilihan yang harus aku pilih, yaitu aku gapyear (mengulang satu tahun dan mengikuti SBMPTN di tahun depan) atau masuk PTS(Perguruan Tinggi Negeri Swasta). Sejujurnya aku anti sekali dengan yang namanya PTS, karena aku ingin membuat bangga kedua orang tua ku bahwa anaknya bisa di PTN. Jikalau aku gapyear, aku benar-benar berjanji pada diri sendiri untuk belajar dengan tekun agar bisa tembus di SBMPTN tahun depan. Tetapi, papah ku menyarankan ku untuk masuk PTS saja. Aku disuruh untuk mendaftar di UPJ (Universitas Pembangunan Jaya). Saya mengikuti ujian saringan masuk UPJ atau disebut juga dengan USM, 3 hari kemudian adalah pengumuman, dan aku mendapatkan grade B. Alhamdulillah biaya uang pangkal nya jadi tidak terlalu besar. Ya mungkin sudah ini jalan terbaik dari-Nya. Aku selalu bersyukur dari apa yang telah aku dapat. Aku berjanji pada diri ku sendiri, bahwa aku bisa berkembang di PTS ini, aku yakin aku bisa melanjutkan perusahaan konstruksi papah. Hikmah dibalik kisah ini adalah, tetap bersyukur apa yang telah kamu dapat karena kita harus selalu yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk umat-Nya, dan jangan pernah menyerah untuk mengejar sesuatu.
Mungkin segitu saja dari saya, maaf apabila ada salah kata atau hal yang kurang berkenan di hati para pembaca, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Untuk postingan selanjutnya saya akan memposting beberapa artikel seru. Tetep stay tune yaaa!!! Wassalamu’alaikum wr,wb...